Selasa, 11 Mei 2010

1.Sistem Radio Konvensional :
Daerah layanan satu, sangat luas
Pemancar satu (BTS satu)
Daya pancar besar
Terjadi interferensi thd system radio lain
MS besar n berat

Seluller
Daerah layanan dibagi beberapa sel
BTS banyak
Daya pancar kecil
Tdk trjadi gangguan
MS kecil n ringan

2.Fading = kuat lemahnya sinyal yg diterima akibat gangguan propagansi

3.Log normal fading(shadowing fading)= fading yg disebabkan o/ sifat pembiasan, penyebaran sinyal yg dilakukan o/ gedung2, phn, tanah, gunung,dll yg berada diantara stasiun BS dan MS

4.Rayleigh fading(multipath fading)= fading yg terjadi akibat sinyal2 dari BS mengalami pantulan yg dilakukan o/ gedung2, phn, tanah, gunung,dll sehingga sinyal yg sampai pd penerima lebih dari satu mempunyai fasa yg berbeda.

5.Dispersi waktu= terjadi karena pantulan yang berjarak sangat jauh (beberapa km). disperse waktu menimbulkan intersimbol interferensi (ISI)

6.ISI= terjadinya saling interferensi antar simbol2 yg berurutan.

7.Interferensi= gangguan yg terjadi disebabkan karena adanya sinyal lain yg tdk dikehendaki yg mempunyai frekuensi hampir sama & dayanya cukup besar u/ msuk brsama dgn sinyal yg seharusnya diterima.
Interferensi kanal bersama:
Ditimbulkan o/ sel2 yg menggunakan frekuensi sama. Sel2 yg efektif menimbulkan interferensi adalah 6 sel yg berada pd lingkaran terdekat
Interferensi kanal yg berdekatan:
Dari system GSM ditentukan bahwa up link= 890-915 MHz dan downlink= 935-915 MHz sehingga BW= 25 MHz, dibagi 124 pasang frekuensi pembawa dgn jarak antara frekuensi pembawa yg satu dgn yg lain= 120 KHz. Dgn jarak ini akan menimbulkan interferensi . interferensi yg timbul disebut interferensi kanal yg berdekatan.

8.Interferensi inter system= inerferensi yg diakibatkan o/ system komunik asi radio lain yg menggunakan frekuensi yg sama dgn yg digunakan o/ system gsm di daerah yg sama.

9.Efek Far-Near= kondisi dmn sinyal yg kuat lebih diprioritaskan dr pd sinyal yg lemah

10.Direct Squence= sinyal data dikalikan kode Pseudo Random Noise (PN-code). PN-code= urutan chips bernilai -1 dan 1(polar) atau 0 dan 1 (non polar)

11.Frekuensi hopping= pancaran bw dalam spectrum yg dibagi menjadi sebanyak mungkin frekuensi siaran ke data yg akan dikirim

12.Mikro sel= pemecahan sel yg besar menjadi sel-sel yg kecil yg mempunyai luas cakupan antara radius 0,5 Km – 5 Km

13.Kelemahan mikrosel:
Ukuran sel yg kecil, perubahan kecil pd propagansi sangat berpengaruh
Kondisi propagasi akan berubah dgn berubahnya konstruksi bangunan
Deformasi bentuk zone
Fading yg lama
Hand off hrs dilakukan secepatnya

14.Teknik dlm mikro sel:
Pemisahan kanal:
Jika ada panggilan baru, BS akan memilih kanal yg memeiliki prioritas tinggi. BS memeriksa kanal, jika menemukan kanal yg idle, BS mulai berkomunikasi pd kanal tsb dgb menaikan prioritas u/ penggunaan yg selanjutnya.
Registrasi multiple BS
Pelanggan dan BS menyusun prosedur registrasi lokasi tanpa bantuan stasiun sentral
Diversity = merupakan teknik pengiriman sinyal dgn menggunakan 2 frekuensi . dua antenna dipasang pd BS u/ mengatasi efek disperse waktu & meningkatkan kapasitas kanal serta mmperluas daerah cakupan.

15.Noise= sinyal yg tidak diinginkan yg ikut diterima, sebagai sinyal penggangu yg mengakibatkan menurunnya kualitas sinyal informasi.

16.TCH= membawa percakapan pengguna yg telah disandikan dlm bentuk digital. TCH membawa perintah2 sinkronisasi dan pensinyalan antenna MS dgn BTS.

17.TCH laju Penuh=Data percakapan dimuat dlm 1 slotwaktu per bingkainya
Full rate speech chanel= membawa percakapan para pengguna yg telah diubah menjadi sinyal2 digital pd laju data kasar 13kbps.
Full rate data channel 9600 bps= membawa data kasar pengguna yg dikirim pd kecepatan 9600bps.
Full rate data chabel 4800bps= membawa data kasar pengguna yg dikirim pd kecepatan 4800bps
Full rate data chanel 2400bps= membawa data kasar pengguna yg dikirim pd kecepatan 2400bps

18.TCH laju setengah=Data percakapan dipetakan dlm 1 slot waktu yg sama, tp did lm bingkai2 yg berganti2.
Half rate data chanel= membawa percakapan para pengguna yg telah diubah menjadi sinyal2 digital yg dicuplik pd laju setengah dari laju kec penuh.
Half rate data channel 4800bps
Half rate data channel 2400bps

19.Teknik penyandian percakapan: sinyal percakapan analog 4 KHz diubah menjadi sinyal digital 64 kbps. Penyandi percakapan membangkitkan gelombang percakapan dgn menggunakan sebuah filter yg dpt memberikan 260 bit u/ setiat 20 milidetik blok percakapan sehingga menghasilkan laju bit 13 kbps. Dgn menggunakan laju bit 13 kbps dibandingkan dgn 64 kbps, maka dimungkinkan laju transmisi dlm kanal yg berpita lebih sempit. Dgn memasukan/ menggabungkan VAD system GSM dioperasikan dlm mode DTX yg memberikan dampak pd perpanjangan waktu hdp batere pd ponsel, dan mengurangi interferensi radio sesaat. Mode DTX menurunkan keefektifan penyandian transmisi radio u/ percakapan 13 kbps dr laju bit 500bps tanpa percakapan. Ketika terjadi percakapan aktif, bingkainya adalah 260 bit dlm 20 milidetik. VAD mendeteksi mode DTX. SID akan mendahului DTX. SID akan memulai pada setiap periode tdk aktif. Selama percakapan tdk aktif, yg ditentukan olh VADnya, derau buatan(CNS) akan dibangkitkan di penerimanya u/ menggantikan derau latar belakangnya. CNS ini mmunculkan akustik background u/ mengompensasi gangguan yg timbul saat terjadinya periode pemutusan akibat penggunaan DTX

20.Cara kerja algoritma penyandian rahasia: jaringan GSM akan mengirimkan angka acak yg dinyatakan dlm deretan 128 bit ke ponsel. RAND ini oleh ponsel akan dicampur dgn parameter rahasia Ki yg diproses dgn algoritma A3. Hasilnya adl angka isyarat SRES yg pnjgnya 32 bit. SRES dikirim kembali ke ponsel. Bila SRES di ponsel dgn SRES hsl pengolahan Ki thd RAND , maka dapat berkomunikasi

21.Arsitektur GSM terdiri dr 3 bagian:
Switching Subsystem (SSS) = Network Switching Subsystem (NSS)
Fungsi : mobilitas pelanggan, pengaturan pensinyalan, pengaturan komunikasi pelanggan
Radio Subsystem (RSS) = Base Station Subsystem (BSS), MS
BSC= mengatur jaringan radio
BTS= kanal radio, perangkat transmisi
Operation n Maintenance (OMS)
Fungsi : Administrasi planggan, Keamanan, Operasi n Pemeliharaan

22.Mobile Equipment= Merupakan terminal transceiver, Diidentifikasikan dengan IMEI (International Mobile Equipment Identity) tertentu

23.MS terdiri dari :Mobile Equipment (ME)/HP, Subscriber Identification Module (SIM)

24.SIM Card = Subscriber Identity Module (SIM) adalah sebuah smart card yang berisi seluruh informasi user dan beberapa feature dari GSM
Informasi yang ada berupa : Authentication Key “Ki”, 2 algorithma enkripsi. Yaitu algoritma autentikasi A3 dan A8 sebagai cipher key, IMSI and TMSI, Service tambahan
Data di dalam SIM terdiri dari : Data yang bersifat tetap (IMSI,MSISDN,Authentication Key,Access Control), Data network temporer (TMSI,LAI,Kc,Forbidden PLMN), Data yang terkait dengan service (SMS, Charging counter,Pemilihan bahasa).

25.Base Transceiver Station (BTS).
terdiri dua perangkat : Base Transceiver Station (BTS), Base Station Controller (BSC)
Antara BTS dan BSC dihubungkan oleh Abis interface
BTS merupakan tranceiver yang mendefinisikan sebuah sel dan menangani hubungan link radio dengan MS.
BTS terdiri dari perangkat pemancar dan penerima, seperti antenna dan pemroses sinyal untuk sebuah interface.
BTS berkomunikasi dengan MS dengan Um interface

26.Bas Station Controler(BSC)= mrupakan interfacing kea rah MSC, BTS, n OMS yg berfungsi:
BSC mengatur sumber radio untuk sebuah BTS atau lebih.
Mengendalikan BTS-BTS yg ada di bawah penangananya
BSC menangani radio-channel setup, frequency hopping, and handover intern BSC

27.Transcoder Equipment(TCE)= berfungsi u/ transcoding voice n adaptasi data rate. Ditempatkan di MSC u/ menghemat link transmisi antar SSS dan BSS

28.NSS terdiri dari:
Mobile Switching Center (MSC) = Melakukan fungsi switching dasar, Mengatur BSC melalui A-interface, Sebagai penghubung antara satu jaringan GSM dengan jaringan lainnya melalui Internetworking Function (IWF), Manajemen seluruh panggilan, Menghitung pembayaran, Akses database, Keamanan, Pengukur traffic.
Home Location Register (HLR)= HLR berisi rekaman database permanen dari pelanggandan merupakan database user yang utama, HLR juga berisi rekaman lengkap lokasi terkini dari user.
Visitor Location Register (VLR)= VLR berisi database sementara dari pelanggan. VLR digunakan untuk pelanggan lokal dan yang sedang melakukan roaming. VLR memiliki pertukaran data yang luas daripada HLR. VLR diakses oleh MSC untuk setiap panggilan, dan MSC dihubungkan dengan VLR.Setiap MSC terhubung dengan sebuah VLR, tetapi satu VLR dapat terhubung dengan beberapa MSC
Authentication Center (AuC)= Berisi parameter authentikasi pelanggan untuk mengakses jaringan GSM, AuC berisi parameter seperti (Ki, algorithma A3 atau A8), AuC memproduksi tiga buah parameter autentikasi seperti (SRES, RAND, Kc) dan menyimpannya di VLR.
Equipment Identity Register (EIR)= EIR merupakan register penyimpan data seluruh mobile stations. EIR berisi IMEIs (international Mobile Equipment Identities), yang merupakan nomor seri perangkat + tipe code tertentu. Mobile Equipment dibagi menjadi tiga kelompok :Blacklist, Grey list, White list

29.Link Transmisi antar BSC & BTS
Koneksi point to point= menghubungkan secara langsung antara BSC dan BTS dgn menggunakan link PCM
Koneksi multidrop berantai (Multidrop chain)= BSC akan mengirimkan seluruh data melalui jalur PCM, stiap BTS mengumpulkan data, menganalisa sinyal, dan meneruskan sinyal ke BTS selanjutnya. Metode ini akan mengalami gangguan apabila ada kerusakan pd jalurnya shg beberapa BTS tdk trsmbung ke BSCnya
Koneksi multidrop loop= hubungan antara BSC dgn BTS-BTSnya membentuk suatu loop. Apabila terjadi kerusakan pd suatu link maka akan dilakukan pemindahan arah penerimaan sinyal dari BSC shg hubungan antara BSC dgn BTS ttp berlangsung

30.OSS(Operation and Maintenance Jaringan)= Pengaturan pelanggan dan tagihan, Pengaturan Mobile Equipment, memonitor fungsi dari beberapa elemen jaringan, melakukan manajemen gangguan, melakukan manajemen konfigurasi jaringan, melakukan manajemenperformasi

31.MSISDN (Mobile Station ISDN).
Merupakan nomor telp.pelanggan.
Nomor yg didial utk menghubungi pelanggan.

32. IMSI (Internasional Mobile Subscriber Identity).
Nomor yg dipakai utk melacak MS berada dimana wilayah layanan network.
Utk registrasi pelanggan dlm suatu PLMN dan internal call processing.
IMSI disimpan dlm HLR, VLR dan SIM.
Tidak diketahui pelanggan.
HLR mengetahui korelasi IMSI-MSISDN.

33. IMEI (Internasional Mobile Equipment Identity).
Melekat di MS utk mengidentifikasi MS.
Data IMEI disimpan di AuC.

34. MSRN (Mobile Station Roaming Number).
Merupakan nomor temporer utk keperluan routing bagi MS yg sedang roaming di MSC/VLR tertentu.

35.HON (Handover Number).
Nomor identitas yg digunakan pada saat terjadi MSC handover.
Diberikan oleh MSC yg baru.

36.TMSI (Temporary Mobile Station Identity).
Merupakan nomor identitas temporer sbg pengganti IMSI dlm suatu MSC/VLR.
Disimpan di VLR dan SIM.
Digunakan utk tujuan keamanan.
TMSI dialokasikan oleh MSC/VLR setelah proses autentikasi berhasil dilakukan.

37.LAI (Location Area Identity).
Disimpan di SIM.
Identifikasi suatu location area yg merupakan bagian MSC area.
Digunakan utk keperluan Location Updating dan paging MS.
Struktur LAI terdiri dari 16 bit.

38.CGI (Cell Global Identity).
Merupakan identitas suatu cell dalam suatu location area.
Alokasi CI maksimum 16 bit.

39.BSIC (Base Station Identity Code).
Digunakan agar MS dpt membedakan BTS yg menggunakan frek yg sama.
Krn menggunakan frek re-use, kemungkinan BTS mengeluarkan frek yg sama

40.Fading= fluktuasi daya di penerima
Karena perilaku sinyal pada kanal multipath adalah acak, maka analisis fading menggunakan analisis probabilitas stokastik Fading terjadi karena interferensi atau superposisi gelombang multipath yang memiliki amplitudo dan fasa yang berbeda-beda Menyebabkan :
Perubahan yang cepat dari amplituda kuat sinyal
Modulasi frekuensi random berkaitan dengan efek Doppler pada sinyal multipath yang berbeda-beda
Dispersi waktu (echo) yang disebabkan oleh delay propagasi multipath

41.Large Scale Fading disebabkan karena akibat keberadaan obyek-obyek pemantul serta penghalang pada kanal propagasi serta pengaruh kontur bumi, menghasilkan perubahan sinyal dalam hal energi, fasa, serta delay waktu yang bersifat random.Sesuai namanya, large scale fading memberikan representasi rata-rata daya sinyal terima dalam suatu daerah yang luas. Statistik dari large scale fading memberikan cara perhitungan untuk estimasi pathloss sebagai fungsi jarak.

42.Coherence Time
Doppler spread adalah ukuran perluasan spektral (Spectral Broadening) karena adanya perubahan kanal terhadap waktu yang diakibatkan oleh pergerakan
Coherence time merupakan ukuran statistik dari durasi waktu dimana impulse respon dari kanal masih bisa dikategorikan invariant dan mengkuantifikasi kesamaan respon kanal pada waktu yang berbeda.
Coherence time juga merupakan padanan dari doppler spread pada domain waktu yang menunjukkan level dispersif frekuensi suatu kanal

43.Proses Panggilan dalam GSM (MOBILE ORIGINATING CALL)
Mobile Station (MS) dials Nomor Telepon
MS terdaftar sebagai visitor
Network akan menganalisa Pemanggi sbb :
berhak atau tidak memakai network
aktivitas permintaan
route panggilan
Call dapat menuju tipe (Fix Telp, Mobile Telp) bila : Fix akan mengikuti route PSTN, Mobile St dalam satu network, maka MSC memulai dengan prosedur Inquiry sebagaimana PSTN originating.

44.Call Set-Up MS to PSTN
MS menggunakan RACH (Random Access Channel) untuk meminta kanal signaling, SDDCH, utk keperluan Call Set – Up
BSC mengalokasikan kanal signalling, dengan menggunakan AGCH
MS mengirimkan “Call Setup request” melalui SDCCH ke MSC/VLR. Diantaranya termasuk pemberian tanda pada MSC/VLR MS sibuk, prosedur authentifikasi, ciphering, pengiriman “B-number” (nomor PSTN), dan pengecekan service yang dimiliki pelanggan PSTN (misa:outgoing call bearring).
MSC/VLR meminta BSC utk mengalokasikan TCH diteruskan ke BTS & MS
MSC/VLR meneruskan “B – number” ke sentral PSTN

45.Call Set-Up PSTN to MS
Pelanggan PSTN dial MSISDN ke network GSM
GMSC analisa MSISDN untuk HLR MS terdaftar
HLR merubah MSISDN menjadi MSRN lokasi MS(VLR)
HLR minta MSRN dari MSC/VLR MSRN beri informasi MSC/VLR
MSC/VLR mengembalikan MSRN melalui HLR ke GMSC.
GMSC merouting ke MSC/VLR lewat PSTN
MSC mengetahui lokasi (LA) MS.Paging message dikirimkan ke MSC yang mengontrol LA.
BSC kearah BTS kemudian oleh BTS menuju MS via air interface
MS mendeteksi paging message MS respon via sinaling SDCCH
BSC memberikan SDDCH, dengan menggunakan AGCH
SDDCH digunakan utk call return MS originating call, kemudian TCH dialokasikan, SDDCH direlease

46.Pilot Channel = Suatu sinyal DSSS tak bermodulasi yang dipancarkan secara kontinyu oleh setiap Base Station. Broadcast/cell atau sector, digunakan untuk estimasi kanal, akuisisi awal dan handoff.

47.Common Auxiliary Pilot Channel = Aplikasi-aplikasi beam forming untuk sekelompok mobile

48.Dedicated Auxiliary Pilot Channel = Aplikasi-aplikasi beam steering dan beam forming untuk suatu mobile tunggal

49.Broadcast Control Channel (F-BCCH) =
Hanya memancarkan pesan-pesan Overhead (Extended System parameters Message, General neighbor List Message, CDMA Channel List Message, etc.).
Juga memancarkan SMS (Short Message Service).
Laju data : 4.8 , 9.6 , or 19.2 kbps.

50.Common Control Channel (F-CCCH)
Pesan-pesan yang ditujukan ke Mobile Station (e.g. Extended Channel Assignment Message, General Page Message, Order Message), Laju data : 9.6 , 19.2 , or 38.4 kbps, Discontinuous Transmit (DTX) mode

51.Quick Paging Channel (F-QPCH)
Digunakan oleh BS ketika perlu mengontak MS dalam mode slotted. Tujuan mengurangi waktu yang dihabiskan oleh MS untuk memonitor Paging Channel, sehingga waktu standby lebih lama.
Dapat digunakan bersama dengan F-CCCH atau F-PCH. Walsh code W80, W48 dan W112 disediakan untuk F-QPCH.

52.Common Assignment Channel (F-CACH) =Didisain khusus untuk menyediakan respon penetapan kanal Reverse Link yang cepat, sehingga mendukung pengiriman paket-paket akses random pada Reverse Link.

53.Forward Fundamental channel
Digunakan untuk pengiriman informasi user dan signalling ke MS tertentu selama panggilan (voice, data, control).
Setiap Forward Traffic Channel dapat memuat satu Forward FCH.

54.Forward Supplemental channel
Digunakan untuk pengiriman informasi user dan signalling ke MS tertentu selama panggilan. Kanal ini umumnya digunakan untuk aplikasi data kecepatan tinggi.
Setiap Forward Traffic Channel dapat memuat sampai dua SCH.

55.Forward Dedicated Control Channel
Digunakan untuk pengiriman informasi user dan signalling ke MS tertentu selama panggilan. Setiap Forward Traffic Channel dapat memuat satu F-DCCH.

56.Power Control Subchannel
Umumnya diasosiasikan dengan FCH, tetapi jika F-FCH tidak digunakan untuk suatu panggilan, maka diasosiasikan dengan F-DCCH.

57.Reverse Pilot Channel (R-PICH)
Dipancarkan oleh setiap MS. Setiap kanal pilot diterima di BTS dan digunakan untuk mendemodulasi secara koheren, kanal-kanal kode lain yang dipancarkan oleh MS tersebut.
Kemampuan mendemodulasi reverse link secara koheren, menurunkan Eb/Nt yang diperlukan sebesar 3 dB, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan kapasitas reverse link.
Dipancarkan oleh MS :
- Jika EACH, CCCH atau R-TCH (RC3 ~ RC6) diaktifkan.
- Selama EACH preamble, CCCH preamble atau TCH preamble.

58.Yg diharapkan dari teknologi generasi ke3:
Kualitas suara yg lebbih bagus
Keamanan yg terjamin
Kecepatan data mencapai 2Mbps
Support beberapa kooneksi secara simultan
Interkoneksi ke other mobile n fixed users
Roaming nasional n Internasional
Support u/ multiple cell layer
Mekanisme biling yg tergantung pada volume data, kualitas service dan waktu

59.Kuntungan W-CDMA :
Kapasitas lebih tinggi n penambahan coverage: sampai 8 kali lebih tinggi traffic per carrier dibandingkan dgn narrowband CDMA
Variable n kecepatan data yg tinggi, sampai 384 Kbps pd wide are dan 2 Mbps pd local area
Service Paket n circuit switehad
Layanan multiple simultan pd tiap mobile erminal
Mendukung u/ HCS pd metode handoff

60.Shanon
C= BW. Log2 (1+ S/N)
C= kapasitas kanal(bps) ; BW= lebar pita(Hz) ; S= daya sinyal (watt) ; N= Noise (watt)
S/N= 30 db
30 db= 10 log S/N
30/10= log S/N
3= log S/N
S/N= 103= 1000

61. Tentukan loss propagansi dgn menggunakan model hatta dan cost 231 antenna BTS dan MS pd daerah dense urban jika diketahui data2 sbb:
F= 1890 MHz; hm= 1,5 m; hb= 35 m; r= 3Km; hr= 30m; o= 90⁰; b= 30m; N= 15m
a .(hm)= 3,2{ log (11,75 . hm)}2 – 4,97 (kota menengah)
a .(hm)= (1,1 log f – 0,7).hm – (1,56 log f – 0,8) (kota menengah)

L (mode hatta) = 46,3 + log (f) – 13,82 log (hb) – a (hm) + {44,9 – 6,55 log (hb)} log (d) + cm
Cm= 0( kota menengah), -3 (u/ kota besar ; F = frekuensi ; hm= tinggi antenna HP ; hb= tinggi antenna BTS ; d= jarak BTS-MS

L(mode cost 231)
Lso= Lf + Lrts +Lms
Lf= 32,4 + 20 log d + 20 log f
Lrts= -16,9 – 10 log W + 10 log fc + 20 log ^.hm +Lo
Lms= Lbsh +ka +Kd. Log r +kf. Log fc – 9 log b

62.Authentivikasi=

63.Chippering =

64.Proses Hnadover =